Siang yang panas, bukanlah menjadi sebuah alasan. Dengan semangat ingin membantu orang tuanya, Rusdin rela melepas waktu istirahat siang untuk mencari Kasi'i. Bukannya keluhan, melainkan senyuman yang ia berikan ketika saya menghampirinya.
Sebagian besar penduduk dusun Gudang desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, memanfaatkan air laut yang surut untuk mencari Kasi'i (Kerang). Kebiasaan tersebut, sudah berlangsung sejak puluhan tahun bahkan ratusan. Bukan hanya orang tua, anak-anak dan remaja juga ikut mencari Kasi'i.
Rusdin contohnya, bocah 11 tahun yang saat ini duduk di kelas 5 SDN Pali. Setiap harinya, ia membantu ibunya mencari Kasi'i. "saya datang bersama ibu saya" jawabnya singkat, ketika saya menanyakan bersama siapa ia mencari kasi'i.
Walaupun waktu istirahat siang berkurang, itu bukanlah suatu masalah buat Rusdin. Dengan bermodal 1 baskom kecil, dan 1 baskom sedang, Rusdin dengan sabar mencari kasi'i. Hasil yang didapat dari mencari kasi'i tidak banyak, namun uangnya cukup untuk belanja sehari-hari.
Kasi'i yang didapat, biasanya dijual di pedagang pengumul. "satu takar cuma 1000", jawabnya polos ketika saya menanyakan harga jual kasi'i yang ia dapat. Dalam sehari, Rusdin bisa mengumpulkan kasi'i hingga 4 takar.
Dengan uang yang ia dapat, ia gunakan untuk menabung dan membeli buku. "uangnya ditabung", jawabnya dengan penuh senyum.
Rusdin tidak pernah mengeluh dengan rutinitasnya tersebut, karena tujuannya adalah untuk membantu orang tua. Selain itu, iapun dapat mendapatkan uang dari pekerjaannya tersebut. Dengan menggunakan kedua jari tengahnya, Rusdin dengan sabar mencari kasi'i yang bersembunyi dibawah pasir.
Mencari kasi'i, tidak dilakukan setiap hari. Warga dusun Gudang mencari kasi'i hanya pada saat air surut. Biasanya air laut memiliki siklus pasang surut selama 3 hari. Dalam waktu 3 hari tersebutlah, warga biasanya mencari kasi'i. Ketika air laut kembali pasang pada 3 hari berikutnya, mereka tidak bisa lagi mencari kasi'i. Siklus itulah yang biasa dilakukan oleh warga gudang. 3 hari mencari kasi'i, 3 hari berikutnya istirahat, 3 hari berikutnya lagi mencari kasi'i, dan 3 harinya lagi istirahat, dan begitu seterusnya yang warga Gudang lakukan.
Sebagian besar penduduk dusun Gudang desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, memanfaatkan air laut yang surut untuk mencari Kasi'i (Kerang). Kebiasaan tersebut, sudah berlangsung sejak puluhan tahun bahkan ratusan. Bukan hanya orang tua, anak-anak dan remaja juga ikut mencari Kasi'i.
Rusdin contohnya, bocah 11 tahun yang saat ini duduk di kelas 5 SDN Pali. Setiap harinya, ia membantu ibunya mencari Kasi'i. "saya datang bersama ibu saya" jawabnya singkat, ketika saya menanyakan bersama siapa ia mencari kasi'i.
Walaupun waktu istirahat siang berkurang, itu bukanlah suatu masalah buat Rusdin. Dengan bermodal 1 baskom kecil, dan 1 baskom sedang, Rusdin dengan sabar mencari kasi'i. Hasil yang didapat dari mencari kasi'i tidak banyak, namun uangnya cukup untuk belanja sehari-hari.
Kasi'i yang didapat, biasanya dijual di pedagang pengumul. "satu takar cuma 1000", jawabnya polos ketika saya menanyakan harga jual kasi'i yang ia dapat. Dalam sehari, Rusdin bisa mengumpulkan kasi'i hingga 4 takar.
Dengan uang yang ia dapat, ia gunakan untuk menabung dan membeli buku. "uangnya ditabung", jawabnya dengan penuh senyum.
Rusdin tidak pernah mengeluh dengan rutinitasnya tersebut, karena tujuannya adalah untuk membantu orang tua. Selain itu, iapun dapat mendapatkan uang dari pekerjaannya tersebut. Dengan menggunakan kedua jari tengahnya, Rusdin dengan sabar mencari kasi'i yang bersembunyi dibawah pasir.
Mencari kasi'i, tidak dilakukan setiap hari. Warga dusun Gudang mencari kasi'i hanya pada saat air surut. Biasanya air laut memiliki siklus pasang surut selama 3 hari. Dalam waktu 3 hari tersebutlah, warga biasanya mencari kasi'i. Ketika air laut kembali pasang pada 3 hari berikutnya, mereka tidak bisa lagi mencari kasi'i. Siklus itulah yang biasa dilakukan oleh warga gudang. 3 hari mencari kasi'i, 3 hari berikutnya istirahat, 3 hari berikutnya lagi mencari kasi'i, dan 3 harinya lagi istirahat, dan begitu seterusnya yang warga Gudang lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar